Memanas!! Yusril Bongkar Rencana Prabowo Tipu Umat Islam, Ini Buktinya..



REPORTASE,- Koalisi Keumatan yang digembar-gemborkan oleh pihak Gerindra, PAN dan PKS akhirnya berakhir dramatis. Bahkan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyebut Koalisi Keumatan ini hanyalah fatamorgana.

Koalisi Keummatan berisi parpol kubu kontra-petahana dan kelompok pro-Habib Rizieq Syihab, yang kemudian menghasilkan Ijtimak Ulama mendukung pencapresan Prabowo Subianto.

“Koalisi Keummatan hanya fatamorgana yang tidak pernah ada di alam nyata. Partai Bulan Bintang tidak pernah terlibat di sana, bahkan kita komplain nama kita dibawa-bawa tanpa pernah diajak bicara,” kata Yusril dalam keterangan yang diunggah akun Instagram  @yusrilihzamhd.

loading...

KOALISI KEUMATAN ITU HANYA FATAMORGANA !? Oleh: Yusril Ihza Mahendra . KOALISI keumatan itu hanya fatamorgana yang tidak pernah ada di alam nyata. Partai Bulan Bintang (PBB) tidak pernah terlibat di sana, bahkan kita komplain nama kita dibawa-bawa tanpa pernah diajak bicara. Berkali-kali Sekjen dan fungsionaris DPP PBB menghubungi Gerindra dan PAN mengenai koalisi yang digagas Habib Rizik itu, tetapi tidak ada respons samasekali. Kita sudah sering bantu Gerindra, tetapi ketika partai kita terpuruk dikerjain KPU, apakah ada sekedar salam menunjukkan simpati kepada kita ??. Baik Gerindra, maupun PKS, PAN yang disebut Koalisi Keumatan itu tidak pernah ada. Simpati malah datang dari partai sekuler ketika 21 Dapil kita (21 Dapil PBB) diganjal di KPU. Sekjen dan Ketum-nya menawarkan diri menjadi saksi di Bawaslu untuk mengatakan bahwa mengapa KPU tidak adil kepada PBB, sementara partai mereka juga terlambat menyerahkan data caleg. Kesan saya, bagi Gerindra, PKS dan PAN, PBB ini lebih baik masuk liang lahat daripada tetap ada. Begitu juga ketika keluar Keputusan Ijtimak Ulama yang jauh menyimpang dari Rekomendasi sebelumnya, mana ada protes dari DPW ? Apalagi Ketua Umum Gerindra secara terbuka menfitnah saya dengan mengatakan bahwa beliau memang mengaku terus terang tidak pernah berbicara dengan Ketua Umum PBB karena “tiap kali dihubungi beliau selalu berada di luar negeri”. Mana ada aktivis PBB yang membela Ketua Umumnya yang diperlakukan seperti itu? Di kalangan ulama peserta ijtimak di Hotel Peninsula, sikap Prabowo yang tidak memilih UAS atau USA juga masalah. Sekarang, siapa yang tidak taat kepada ulama? Konon sekarang akan diadakan Ijtimak Ulama Tahap II untuk memutuskan apakah akan membenarkan atau menolak keputusan Prabowo yang memilih Sandiaga Uno, seorang pedagang, bukannya ulama, sementara Jokowi malah memilih ulama yang juga Ketua MUI dan sekaligus Rois Am PB NU, walau Jokowi tidak pernah mendapat amanat demikian dari para ulama yang berijtimak. Kalau ulama peserta ijtimak saja masih mempersoalkan. . . LANJUT DIKOMEN !!!!
A post shared by Yusril Ihza Mahendra (@yusrilihzamhd) on

Yusril kemudian menyebut pernyataan Prabowo Subianto sebagai fitnah. Prabowo mengatakan kesulitan menghubungi Yusril karena Yusril selalu berada di luar negeri. Namun dia menyayangkan aktivis PBB tak membelanya saat fitnah itu meluncur.

“Apalagi Ketua Umum Gerindra secara terbuka memfitnah saya dengan mengatakan bahwa beliau memang mengaku terus terang tidak pernah berbicara dengan Ketua Umum PBB karena ‘tiap kali dihubungi beliau selalu berada di luar negeri’. Mana ada aktivis PBB yang membela ketua umumnya yang diperlakukan seperti itu?” kata Yusril.

loading...

Pernyataan Prabowo yang dimaksud Yusril itu diucapkan saat Ijtimak Ulama di Hotel Peninsula, Jakarta Barat. Singkat cerita, ternyata cawapres rekomendasi Ijtimak Ulama tidak dipilih oleh Prabowo. Dua cawapres rekomendasi Ijtimak Ulama adalah Salim Segaf Aljufri dari PKS dan Ustaz Abdul Somad. Namun Prabowo memilih Sandiaga Uno sebagai cawapresnya.

“Di kalangan ulama peserta Ijtimak di Hotel Peninsula, sikap Prabowo yang tidak memilih UAS (Ustaz Abdul Somad) atau USA (Ustaz Salim Segaf) juga masalah. Sekarang, siapa yang tidak taat kepada ulama?” kata Yusril.

Yusril lantas menyinggung Jokowi yang justru menggandeng Ketua Umum MUI sekaligus Rais Aam PBNU Ma’ruf Amin.

“Konon sekarang akan diadakan Ijtimak Ulama Tahap II untuk memutuskan apakah akan membenarkan atau menolak keputusan Prabowo yang memilih Sandiaga Uno, seorang pedagang, bukannya ulama, sementara Jokowi malah memilih ulama yang juga Ketua MUI dan sekaligus Rais Aam PBNU, walau Jokowi tidak pernah mendapat amanat demikian dari para ulama yang berijtimak,” tutur Yusril.

Dia bertanya-tanya, bagaimana keputusan Ijtimak Ulama Tahap II nantinya, apakah tetap mendukung Prabowo atau tidak mendukung Prabowo. Soalnya Prabowo tidak mengambil cawapres hasil rekomendasi Ijtimak Ulama. Dia berharap kewibawaan ulama tetap terpelihara. Dia juga menilai keputusan Munaslub Nahdlatul Ulama (NU) perlu diperhatikan karena jumlah ulama NU sangat besar dan mengakar di hati umat Islam. PBB akan memperhatikan keputusan para ulama.

“Apakah mereka (Ijtimak Ulama II) akan menarik dukungan dari Prabowo karena tidak patuh kepada hasil Ijtimak atau Ijtimak Jilid II akan mengeluarkan keputusan baru sebagai ‘qaul jadid’, yakni mencabut ‘qaul qadim’ keputusan sebelumnya, artinya pedagang pun boleh dipilih jadi wapres, tidak perlu ulama, seperti UAS dan USA. Kalau ini terjadi, maka di mana muka para ulama itu akan ditempatkan?” kata Yusril.

Yusril tak ingin PBB dan dirinya diseret ke salah satu kubu yang bersaing di Pilpres 2019. Soalnya, PBB belum memutuskan sikap dukungan di Pilpres 2019. Dia tidak ingin pihaknya dipersepsikan mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin hanya karena tidak mendukung Prabowo-Sandiaga dan tidak ingin pula diartikan sebagai pendukung Prabowo-Sandiaga hanya karena tak mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.

Posting Komentar

0 Komentar